Peningkatan Mutu Tamatan SMK Kelautan

A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini kita merasakan terjadinya dampak Era Globalisasi yang ditandai dengan semakin sulitnya mencari lowongan pekerjaan dan banyaknya karyawan yang diberhentikan atau di Pemutusan Hubungan Kerja, hal ini tentu akan mengakibatkan adanya persaingan yang semakin ketat dan tajam bagi para calon karyawan khususnya tamatan SMK. Melihat fenomena ini maka SMKN 36 melakukan re-enginering dengan membuka program keahlian baru yang memiliki banyak peluang dan sekaligus juga tantangan yaitu program keahlian NPL sejak tahun 1999 dan TPL sejak tahun 2005, dikatakan oleh Direktur Dikmenjur pada waktu pembukaan pelatihan guru kelautan tingkat nasional di STM PL Mundu Cirebon Jawa Barat Maret 2001 bahwa luas lautan lebih besar dari daratan artinya banyak lowongan pekerjaan yang membutuhkan sumber daya manusia di lautan. Menurut Pasal 15 Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 Sekolah Menengah Kejuruan merupakan Pendidikan Menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian tertentu yang siap pakai sesuai dengan tuntutan industri. Hal ini tentunya merupakan suatu tantangan agar sekolah bisa meningkatkan mutu lulusan. Untuk meningkatkan mutu lulusan akan dipengaruhi oleh faktor input dan proses. Kedua faktor ini akan sangat mempengaruhi kepada output atau mutu lulusan, karena suatu sekolah Menengah Kejuruan dikatakan bermutu akan diukur oleh seberapa banyak tamatan yang diserap oleh industri, wiraswasta atau melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan mutu lulusan agar bisa diterima di industri, SMKN 36 telah berusaha menjaring calon siswa sejak penerimaan siswa baru sampai kepada proses Kegiatan Belajar Mengajar baik di sekolah ataupun Kegiatan Belajar di Industri melalui jalur Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Untuk mengisi lowongan pekerjaan, maka beberapa industri meminta kriteria calon karyawan, diantaranya calon karyawan harus memiliki disiplin dalam kehadiran, tepat waktu, sikap sopan santun, tanggung jawab, dapat kerjasama, kompeten sesuai dengan program keahlian. Khusus Bidang Kelautan yaitu program NPL dan TPL harus memiliki pengalaman PSG selama 6 bulan untuk mendapatkan Surat Keterangan Berlayar (SKB) dari sahbandar yang dilengkapi dengan sea men book.
Untuk melaksanakan program pembelajaran di SMKN 36 salah satu pendekatannya adalah melalui pendekatan pelaksanaan program PSG, karena fasilitas dan budaya sekolah tidak akan mampu sama dengan yang ada di industri untuk perlu persiapan proses yang matang, dengan terus meningkatkan kompentensi dalam bidang masing-masing dengan meningkatkan disiplin yang tinggi, semangat dalam KBM, serius dalam bekerja dan bertanggung jawab terhadap hasil, terus meningkatkan penampilan siswa yang sopan, rapi, agamis, dan meningkatkan prestasi dalam segala hal. Namun perlu diketahui dalam pelaksanaan PSG tersebut diatas banyak berbagai macam kendala-kendala diantaranya adalah :
1. Berdasarkan data pemetaan siswa ternyata masih ada Industri tempat magang yang kurang relevan untuk siswa jurusan NPL dan TPL dilihat dari waktu dan kompentensinya.
2. Masih kurangnya persiapan dalam pembekalan, mental fisik, etika ataupun kompentensi dasar oleh di jurusan, sehingga masih adanya siswa yang tidak diterima ketika mengikuti tes calon siswa PSG di perusahaan pelayaran
3. Masih adanya siswa dipulangkan oleh perusahaan karena ketidakhadiran, malas, bolos, kepanasan, mabok laut, motivasi kurang karena perbedaan gaji dari perusahaan satu dengan yang lainnya.
4. Kurang perdulinya orang tua wali siswa terhadap biaya untuk Pelaksanaan PSG sehingga banyak tunggakan.
5. Kurangnya perduli orang tua terhadap penampilan siswa PSG misalnya rambut dibiarkan gondrong , pakai sandal ke perusahaan.
6. Kurangnya kesadaran siswa, etika moral sehingga masih ada keluhan sikap dari perusahaan.
7. Tidak siapnya siswa jurusan NPL dan TPL untuk berlayar, bahkan lebih senang PSG di industri yang kurang sesuai darat
8. Masih ada orang tua wali yang belum paham tujuan PSG bahkan ikut memampatkan penghasilan siswa PSG untuk kepentingan rumah tangga, akibatnya yang penting dapat uang bukan kompentensi.
9. Khusus untuk jurusan NPL dan TPL, orang tua masih ada yang belum mengijinkan siswa PSG di kapal / berlayar
10. Adanya persyaratan tambahan untuk berlayar bagi siswa NPL dan TPL yaitu harus memiliki sea men book dan BST, sehingga harus ada biaya tambahan, sementara orang tua banyak yang kurang mampu.
11. Apabila penempatan PSG diluar DKI orang tua kurang mendukung, salah satunya disebabkan biaya yang mahal.
Sebagai Wakil Kepala Sekolah dibidang Manajemen Mutu salah satu tugasnya adalah mengontrol setiap peroses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMKN 36 Jakarta baik yang belajar di sekolah ataupun siswa yang belajar di industri, apakah sudah sesuai dengan harapan industri. Salah satu yang akan di teliti adalah masalah ” Analisis Pelaksanaan PSG Kelautan Yang Relevan Dalam Mempersiapkan Siswa SMK Negeri 36 Jakarta Untuk Bekerja di Luar Negeri”, karena berdasarkan data-data laporan Wakasek Bidang Humas tahun 2007-2008 ternyata masih banyak tempat PSG siswa yang kurang relevan ditinjau dari segi lamanya PSG ataupun dari sisi bidang kompentensi keahlian.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
Berdasarkan data-data dari Laporan Wakasek Bidang Humas tahun 2007-2008 ternyata masih banyak industri yang kurang relevan dalam pelaksanaan PSG siswa Teknik Kelautan SMKN 36 Jakarta. Untuk itu penulis mencoba memecahan masalah melalui penelitian tentang ” Analisis Pelaksanaan PSG Kelautan Yang Relevan Dalam Mempersiapkan Siswa SMK Negeri 36 Jakarta Untuk Bekerja di Luar Negeri”
C. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah :
1. Untuk mengevaluasi program kerja Wakil kepala Sekolah Bidang Humas Dudi SMKN 36 Jakarta dalam rangka penyempurnaan dan perbaikan program berikutnya.
2. Untuk mengetahui jumlah siswa yang relevan dengan lamanya / batas waktu minimal yang ditetapkan dalam pelaksanaan PSG.
3. Untuk mengetahui jumlah siswa yang mendapatkan kompentensi yang relevansi di tempat PSG dengan keahlian yang ada pada program Bidang Kelautan.
4. Untuk mengetahui jumlah siswa PSG bidang kelautan yang mendapatkan Surat Keterangan Berlayar (SKB)
5. Untuk mengetahui jumlah siswa PSG yang telah memiliki salah satu syarat bekerja di luar negeri.
6. Untuk menentukan stategi pelaksanaan PSG yang akan datang dalam mencapai target sesuai dengan Market orented dan untuk meningkatkan mutu tamatan yang siap pakai khususnya program keahlian Bidang Kelautan agar diterima bekerja di luar negeri sekaligus mempersiapkan sekolah bertaraf internasional melalui pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda yang relevan bagi siswa SMKN 36 Jakarta .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENDIDIKAN SISTEM GANDA
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu temuan hasil studi dual system rombongan Mendikbud ke Jerman (tanggal 12 s/d 24 juli 1993) yaitu merupakan perpaduan saling mengisi dan saling melengkapi antara pendidikan disekolah dan keahlian profesi yang didapatkan melalui pengalaman kerja. Sistem Ganda telah menjadi salah satu model pendidikan yang paling efektif dalam mendekatkan kesesuain antara supply dan demand atau yang kita kenal dengan link and match.
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di SMKN 36 Jakarta berdasarkan pada ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kepmendikbud Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan, Kepmendikbud Nomor 080/U/1993 tentang Kurikulum SMK, Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
1. Pengertian PSG
Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
2. Tujuan
Penyelenggaraan PSG bertujuan untuk :
2.1 Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kehlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2.2 Memperkokoh link and match antara sekolah dan industri
2.3 Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang kualitas dan profesional
2.4 Memberi pengakuan dan pengharagaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan
3. Model Penyelengaraan PSG
3.1 Days release
3.2 Blocks release
3.4 Hours release
4. Naskah Kerjasama
4.1 Tujuan Pelaksanaan PSG
4.2 Program PSG meliputi kegiatan pendidikan disekolah dan yang akan dilaksanakan di industri, model penyelenggaraan
4.3 Jumlah peserta PSG
4.4 Tanggung Jawab Masing-Masing Pihak
4.5 Pelayanan kepada Peserta
4.6 Administrasi Penyelengaraan PSG
4.7 Hal-hal lain yang dianggap perlu
B. RELEVANSI PSG DI SMKN 36 JAKARTA
Relevansi artinya sesuai antara Kompentensi Program Keahlian yang dipelajari siswa disekolah dengan Kompentensi yang diperoleh di tempat di industri tempat PSG seperti yang dikutip dari Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja”, dengan prinsip saling membantu, saling mengisi, saling melengkapi untuk keuntungan bersama.
Dengan adanya kesamaan program studi di SMK dan Industri maka akan menghasilkan nilai tambah bagi industri, bagi sekolah dan bagi siswa. Berikut
LINK AND MATCH (Djojonegoro, 2006)
1. Kurikulum disusun sesuai kebutuhan dunia kerja
2. Berwawasan Kompetensi
Penguasaan Kompetensi atau keahlian menjadi tujuan utama, dan bukan mencari ijazah
3. Berwawasan Mutu
Mutu menjadi pegangan mutlak untuk dapat bersaing dalam globalisasi
4. Pendidikan dipicu oleh permintaan/ demand driven dan bukan oleh keinginan mencetak lulusan/ supply driven
5. Dilaksanakan secara luwes / flexible dan dengan sistem modul
6. Sekolah dapat bertindak lebih independent
C. PERSYARATAN PSG DI LUAR NEGERI
1. Minimal duduk di tingkat II ( 16 tahun )
2. Ijin dari orang tua
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Memiliki Sertifikat Basic Safety Training
5. Memilki Sea Men Book
6. Memiliki sikap disiplin, terampil dan mandiri
7. Aktif berbahasa inggris
8. Lulus seleksi
D. KELENGAKAPAN DOKUMEN
1. Surat keterangan sehat dari rumah sakit yang ditunjuk
2. Paspor
3. Calling visa
4. Exit permit
5. Fiskal
6. Serat pemberitahuan dari industri ke konsul negara yang dituju
7. Surat pengantar untuk imigrasi di pelabuhan dalam dan luar negeri
8. Surat perjanjian antara sekolah dengan orang tua siswa bermeterai
9. Surat pernyataan siswa prakerin bermaterai
10. Curriculum Vitae
11. Foto sesuai kebutuhan ( 3×4,4×6 )
E. SYARAT PEMBUATAN PASPOR
1. Foto copy KTP kedua orang tua bagi siswa yang belum memiliki KTP
2. Surat permohonan pembuatan paspor dari sekolah
3. Surat permohonan pembuatan paspor dari orang tua
4. Foto copy kartu keluarga
5. Foto copy STTB SLTP
6. Akte kelahiran / surat kenal lahir
7. Mengisi formulir dari imigrasi setempat
F. SYARAT PENGURUSAN KESEHATAN
1. Mendatangi langsung ke rumah sakit yang ditunjuk
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
G. PROSEDUR PELAKSANAN PSG LUAR NEGERI
1. Pengenalan transportasi menuju pemondokan, Konsulat Indonesia, Bank, telepon/warnet, kantor pos, rumah sakit, pasar, kantor polisi dan tempat ibadah
2. Temu awal: perkenalan perusahaan dan penyampaian pesan dari sekolah
3. Orientasi dari perusahaan yang berkaitan dengan tata cara, prosedur, tata tertib dan budaya industri
4. Menyepakati kompetensi yang dipersyaratkan
5. Pendamping mengadakan evaluasi dengan perusahaan untuk perbaikan-perbaikan
H. PERSYARATAN BEKERJA DILUAR NEGERI
1. Lulus SMK dibuktikan dengan Ijazah
2. Lulus Tes Kesehatan, Tes Fisik
3. PSG Minimal 6 Bulan dibuktikan dengan SKB dari Sahbandar
4. Memiliki Basic Safety Training
5. Memiliki Pengalaman Berlayar dibuktikan dengan Sea Men Book
6. Memiliki Sertifikat Kompentensi Keahlian Ankpin atan Atkapin berdasarkan International Maritim Organization (IMO)
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMKN 36 Jakarta Jl. Baru Kosambi III Cilincing Jakarta Utara berdasarkan studi dokumen
B. SUBYEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada seluruh siswa PSG Program Keahlian Nautika Perkanan Laut dan Teknika Perikanan Laut, sedangkan alat dan bahan yang digunakan adalah seperangkat rekap laporan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas / Dudi SMKN 36 Jakarta Tahun 2007-2008, serta ruangan yang digunakan untuk kegiatan.
C. PROSEDUR PENELITIAN
1. Pengumpulan data – data penelitian ini dikumpulkan dari laporan Akhir Tahun Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Tahun 2007-2008
2. Menghitung Prosentase lamanya Pendidikan Sistim Ganda yang relevan dengan waktu minimal yang ditetapkan sesuai ketentuan yang ada pada program keahlian NPL dan TPL
3. Menghitung prosentase relevansi kompentensi yang diperoleh oleh siswa sesuai dengan kompentensi program keahlian
4. Menghitung jumlah siswa yang memperoleh surat keterangan berlayar sebagai peryaratan untuk bekerja di Bidang Kelautan dalam dan luar negeri.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DATA HASIL PENELITIAN SISWA PSG TAHUN 2007-2008
DATA REKAPITULASI LAPORAN PSG TAHUN 2007-2008
KELAS 3 TKPI 1
NO URT NO INDUK NAMA SISWA LAMANYA PSG BULAN RELEVAN 6 Bulan < RELEVAN DGN KOMPENTENSI MEMILIKI SKB
B. TABEL DATA REKAPITULASI
HASIL PERHITUNGAN DATA REKAPITULASI PSG
SMKN 36 TAHUN 2007-2008
NO KLS JUMLAH SISWA WAKTU PSG TDK RELEVAN < 6 BULAN TEMPAT PSG YANG TDK RELEVAN SISWA MEMILIKI SKB TDK MEMILIKI SALAH SATU PERSYARAT BEKERJA LUAR NEGERI (SKB)
1 3 TPL 1 31 4 1 4 27
2 3 TPL 2 29 5 1 8 21
3 3 NPL 1 29 2 5 5 24
4 3 NPL 2 28 1 1 9 19
JUMLAH 117 12 8 26 91
C. ANALISIS DATA
Berdasarkan tabel data diatas dapat kita analisa sebagai berikut :
1. Waktu PSG yang tidak relevan kurang dari 6 bulan adalah 12 Orang Siswa (10,3 %), sedangkan yang melebihi atau sama dengan 6 bulan berjumlah 105 siswa (89,7 %)
2. Tempat PSG yang tidak relevan dilihat dari kompentensi Program Keahlian Teknik Kelautan adalah 8 Orang Siswa (6,8 %), sedangkan yang relevan sesuai dengan kompentensi keahliannya ádalah 109 Orang Siswa (93, 2 %)
3. Relevansi PSG terhadap salah satu persyaratan bekerja di kapal yaitu harus memiliki Surat Keterangan Berlayar (SKB), hanya ada 26 orang siswa (22,2 %) yang memilki SKB dari hasil PSG Kelautan, sedangkan 91 orang siswa (77,8 %) tidak memilki SKB
Dengan demikian maka tamatan Program Keahlian Nautika Perikanan Laut dan Teknika Perikanan Laut SMK Negeri 36 Jakarta tahun 2007-2008 yang telah memiliki salah satu persyaratan bekerja ke luar negeri dalam hal ini berlayar adalah berjumlah 26 orang siswa (22,2 %).
Untuk meningkatkan mutu tamatan Program Keahlian Teknik Kelautan dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda yang ditandai dengan bertambahnya siswa yang memiliki persyaratan bekerja di luar negeri Perlu diadakan perbaikan dalam penyusunan program tahun yang akan datang dengan target meningkat menjadi 50 % tahun 2008-2009, 75 % untuk tahun 2009-2010, sehingga tahun 2010-2011 sudah bisa mencapai target 100 %.
Dalam mengejar target sasaran tersebut perlu kerja keras semua yang berkepentingan terutama Tim Humas Dudi yang handal dan bertanggung jawab penuh dalam suksesnya pelaksanaan PSG di SMKN 36 Jakarta.
D. RENCANA STATEGI PELAKSANAAN PSG TAHUN YANG AKAN DATANG
Beberapa stategi yang perlu dilakukan kedepan adalah sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan PSB perlu menjaring siswa yang benar-benar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memiliki motivasi yang tinggi untuk pelaut yang dapat diandalkan.
2. Perlu sosialisasi kepada orang tua siswa tentang program keahlian, tujuan PSG, propil tamatan , dan masalah biaya pendidikan bidang kelautan yang lebih besar dibanding teknologi industri.
3. Orang tua merasa keberatan dengan mahalnya biaya PSG, sehingga kesulitan mencari tempat PSG yang relevan, solusinya harus ada pihak lain yang memberikan pinjaman seperti koperasi sekolah, subsidi dari pemerintah tentang biaya PSG
4. Bagi siswa yang melaksanakan PSG diindustri kurang relevan dengan kompentensinya , maka diadakan pendalaman materi kompentensi di jurusan masing-masing, sesuai dengan waktu yang tersedia.
5. Agar siswa mendapatkan SKB maka tim humas harus mencari perusahan yang memiliki kapal, dan bisa menerima siswa PSG, dengan terus menerus secara konsisten dan berkesinambungan menjalin hubungan dengan perusahaan melalui survey, penjajagan, sosialisasi program dan dilanjutkan dengan kesepakatan bahkan jika memungkinkan dapat menghasilkan naskah MOU.
6. Adanya proses validasi kurikulum sekolah oleh perusahaan sehingga menghasilkan kurikulum industri atau kurikulum yag telah disepakati antara kedua belah pihak
7. Perlu diadakan pembekalan khusus bagi siswa tentang pemahaman PSG, persiapan mental fisik, tanggung jawab, kejujuran kerjasama dan motivasi, sehingga tidak terjadi seperti minta pulang ditengah perjalanan, kelelahan fisik. contohnya di PT. Labroy Group, ada siswa minta pulang pada waktu berlayar, karena mabok laut, tentu ini akan sangat merugikan kelangsungan hubungan antara sekolah dan pihak pengusahan, dan seperti biasanya untuk siswa tahun berikutnya tidak diterima lagi.
8. Perlunya ditanamkan kepada siswa tentang pentingnya kompentensi dalam mencari persyaratan untuk memasuki dunia kerja, apalagi dengan persaingan di era globalisasi semakin sulit bagi yang tidak memiliki kemampuan.
9. Diadakan pemanggilan siswa dan disaksikan orang tua sebelum berangkat PSG, untuk masalah penampilan siswa, disiplin dan lain sebaginya dalam bentuk perjanjian, dan jika selama magang ternyata melakukan kesalahan dikembalikan kepada orang tuannya.
10. Untuk membentuk etika moral yang baik perlunya ada pendekatan agama, pelajaran khusus tentang etika , keteladanan orang tua, guru lingkungan, dan diterapkan dalam praktek harian.
11. Bagi yang kurang mampu dalam membiayai pengadaan sea men book BST, tranfortasi PSG diluar DKI orang tua bisa bekerjasama dengan koperasi Gupega SMKN 36 Jakarta, asal bersedia dipotong dari gaji PSG diperusahaan.
E. RENCANA STRATEGI MEMPERSIAPKAN TAMATAN UNTUK BEKERJA DILUAR NEGERI TAHUN 2008-2011
1. Sekolah dapat melaksanakan PSG melalui kegiatan berlayar minimal 6 bulan yang relevan sehingga mendapatkan SKB, Sea Men Book dan kompentensi sesuai dengan program kehlian.
2. Pembentukan mental dan fisik sesuai dengan tuntutan industri luar negeri, seperti melakukan apel pagi, disiplin yang tinggi, push up, pull up
3. Melatih bahasa Inggri melalui program English Day dengan memperdalam bacaan, menulis dan percakapan sehari-hari di SMK Negeri 36 Jakarta
4. Menigkatkan penguasaan kompentensi, baik di sekolah ataupun perusahaan sesuai dengan program keahliannya
5. Setiap siswa memiliki Basic Safety Training (BST)
6. Setiap siswa agar memilki sertifikat Ankapi-Atkapin
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Relevansi PSG terhadap salah satu persyaratan bekerja di kapal yaitu harus memiliki Surat Keterangan Berlayar (SKB), hanya ada 26 orang siswa (22,2 %) yang memilki SKB dari hasil PSG Kelautan, sedangkan 91 orang siswa (77,8 %) tidak memilki SKB
2. Untuk meningkatkan mutu tamatan Program Keahlian Teknik Kelautan dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda yang ditandai dengan indikator bertambahnya siswa yang memiliki persyaratan bekerja di luar negeri, perlu diadakan perbaikan dalam penyusunan program tahun yang akan datang dengan target meningkat menjadi 50 % tahun 2008-2009, 75 % untuk tahun 2009-2010, sehingga tahun 2010-2011 sudah bisa mencapai target 100 %.
3. Adanya proses validasi kurikulum sekolah oleh perusahaan sehingga menghasilkan kurikulum industri atau kurikulum yang telah disepakati antara kedua belah pihak
4. Melalui PSG hendaknya sekolah menyiapkan peserta didik sesuai dengan permintaan perusahaan baik dalam ataupun luar negeri
B. SARAN-SARAN
1. Dalam mengejar target sasaran tersebut perlu kerja keras semua yang berkepentingan, siswa, orang tua, tenaga pendidikan, adanya keperdulian dari pengusaha, dan perhatian dari pemerintah terutama Tim Humas Dudi yang handal dan bertanggung jawab penuh dalam suksesnya pelaksanaan PSG di SMKN 36 Jakarta.
2. Pemerintah dan para donatur perlu memberikan bantuan biaya PSG khusus bagi siswa yang kurang mampu di bidang kelautan
3. Perlu diadakan penjaringan khusus bagi siswa bidang kelautan dari mulai PSB, Proses KBM disekolah dan pembekalan sebelum berangkat ke PSG di perusahan, sehingga siswa benar-benar memiliki mental, fisik dan motivasi yang tinggi untuk belajar dalam kondisi apapun
                                                           SMKN 36 JAKARTA

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar