Pengertian Islam

Orang sering salah paham terhadap Islam. Kadangkala suatu keyakinan dan perbuatan dianggap sebagai Islam ternyata bukan Islam dan kadangkala suatu keyakinan dan perbuatan dianggap bukan Islam ternyata itu adalah Islam. Kenapa ini bisa terjadi? Itu karena banyak orang tidak paham tentang Islam. Ini tidak hanya menimpa orang awam saja tetapi juga para intelektualnya. Maka dirasa sangat perlu untuk dimengerti oleh setiap orang akan pengertian Islam agar orang tidak salah paham dan itu mesti diambil dari sumber aslinya yakni Al-Qur’an, bukan dari pendapat-pendapat orang atau yg lainnya. Dan tidak mungkin Alloh tidak menjelaskan secara tersurat maupun tersirat di dalam Al-Qur’an dalam perkara ini. Dan saya telah menemukan penjelasannya.
Kata Islam itu berasal dari bahasa Arab al-islam. Kata al-islam ada di dalam Al-Qur’an dan di dalamnya terkandung pula pengertiannya, diantaranya dalam surat Ali Imron (3) ayat 19 dan surat Al-Maidah (5) ayat 3. Apa yang dapat kita pahami dari kedua ayat itu?.
Al-Qur’an surat Ali Imron (3) ayat 19, lafalnya, “ innad-dina ‘indallohil-islam…”, artinya, ” sesungguhnya ad-din (jalan hidup) di sisi Alloh (adalah) al-islam…”. Ayat ini dengan jelas sekali menyatakan bahwa al-islam adalah nama suatu ad-din (jalan hidup) yang ada di sisi Alloh (‘indalloh). Ad-din (jalan hidup) itu berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-’aqidatu) dan perbuatan (al-’amalu) yang ada pada seseorang, maka pastilah setiap orang memiliki suatu ad-din tertentu. Al-Islam sebagai suatu ad-din yang ada di sisi Alloh tentu berupa bentuk-bentuk keyakinan dan perbuatan yang ditetapkan Alloh dan berasal dari Alloh, bukan hasil pemikiran manusia, makanya dinamakan dinulloh (QS 110 ayat 2). Maka itu berarti al-islam merupakan suatu ad-din yang ditetapkan oleh Alloh untuk manusia, yang merupakan petunjuk dari Alloh (huda minalloh) (QS 28 ayat 50) yang diberikan kepada manusia yang dikehendaki-Nya. Oleh karena al-islam dari Alloh dan sementara itu  dikatakan dalam surat Al-Baqoroh (2) ayat 147  bahwa al-haqqu (kebenaran) itu dari Alloh maka pasti al-islam itulah yang dimaksud dengan al-haqqu yang dari Alloh itu. Dan karena al-islam itu dari Alloh dan sementara itu di dalam Al-Qur’an surat Al-A’rof (7) ayat 16 dikatakan bahwa  ash-shirothol-mustaqim (jalan yang harus ditegakkan) itu dari Alloh, maka pastilah juga yang dimaksud dengan ash-shirothol-mustaqim yang berasal dari Alloh itu. Lalu bagaimana al-islam bisa sampai kepada manusia? Ya tentu hanya melalui wahyu beserta penjelasannya yang diberikan/diturunkan Alloh kepada para nabi dan utusan-Nya dari Adam as hingga Muhammad saw (sebagai nabi dan utusan Alloh yang terakhir). Al-islam dalam bentuknya yang final (sempurna) tentu diberikan/diturunkan kepada nabi dan utusan Alloh yang terakhir, Muhammad saw, melalui Al-Qur’an beserta penjelasannya (QS 75 ayat 19). Oleh karena  berasal dari Alloh tentu diridhoi Alloh.
Lalu Al-Qur’an surat Al-Maidah (5) ayat 3, lafalnya,”…al-yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu ‘alaikum ni’mati wa rodhitu lakumul-islama dina…”. Kata “ al-yauma ” artinya ” pada hari ini”, yakni hari turunnya ayat ini yaitu pada hari jum’at di padang Arofah setelah waktu Ashr pada waktu Muhammad saw melakukan haji wada’. Lalu kalimat ” akmaltu lakum dinakum “, artinya, ” telah Aku sempurnakan untuk kalian ad-din kalian “. Kata kalian dalam frasa ” ad-din kalian ” yang dimaksud adalah Muhammad saw dan para sahabatnya karena ayat ini turun kepada mereka dan berkaitan dengan mereka, jadi ” ad-din kalian ” maksudnya dinu Muhammadin saw dan para sahabat yang berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-’aqidatu) dan perbuatan (al-’amalu) yang ada pada Muhammad saw (secara individu) dan para sahabat (secara komunitas) yang merupakan penerapan, tafsir, penjelasan dari pada Al-Qur’an atas petunjuk langsung dari Alloh swt yang mana dari-Nya al-islam itu berasal (QS 3 ayat 19). Hal ini karena Muhammad saw hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadanya dari Alloh, yakni Al-Qur’an, (QS 6ayat 106, QS 10 ayat 15, QS 46 ayat 9) dan Alloh memberi petunjuk kepada Muhammad saw bagaimana mengamalkan/menerapkan, menafsirkan, menjelaskan Al-Qur’an tersebut (QS 75 ayat 19), maka terbentuklah suatu bentuk keyakinan (al-’aqidatu) dan perbuatan (al-’amalu) atau jalan hidup atau ad-din yang ada pada Muhammad saw sehingga Aisyah ra mensifati Muhammad saw dengan perkataan “kana khuluquhul-qur’an” yang artinya ” Akhlak dia (Muhammad saw) adalah Al-Qur’an”. Dan para sahabat adalah sekelompok orang yang paling baik mengikuti Muhammad saw (QS 3 ayat 31, QS 7 ayat 3 ) karena perkataan mereka “sami’na wa atho’na“, yang artinya ” Kami mendengar dan kami taat” (QS 2 ayat 185, QS 5 ayat 7, QS 24 ayat 51). Karenanya dikatakan ” telah Aku sempurnakan untuk kalian ad-din kalian “. Lalu kalimat “ wa rodhitu lakumul-islama dina “, yang artinya, ” dan Aku telah ridho al-islam sebagai ad-din bagi kalian”. Dalam kalimat ini Alloh menyebut dinu Muhammadin saw dan para sahabat (jalan hidup Muhammad saw dan para sahabat) itu dengan sebutan al-islam. Dan oleh karena dalam ayat ini digunakan kata “ad-din“, kata dalam bentuk tunggal dan jamaknya adalah “al-adyan“, maka ini berarti dinu Muhammadin saw dan para sahabat itu satu, sama. Dan oleh karena Muhammad saw adalah pihak yang menerima wahyu ( Al-Qur’an ) beserta penjelasannya ( QS 75 ayat 16-19) dan Beliau saw mengamalkan dengan sempurna wahyu yang diterimanya (QS 33 ayat 2) dan para sahabat adalah orang yang paling bersemangat dalam mengikuti Beliau saw ( QS 3 ayat 31) dan mereka adalah rujukan utama dalam memahami al-islam bagi orang-orang yang hidup setelah mereka (QS 9 ayat 100), maka al-islam itu tiada lain pastilah dinu Muhammadin saw atau millatu Muhammad saw atau sunnatu Muhammadin saw atau jalan hidup Muhammad saw (tapi bukan Beliau saw yg membikin) atau yang sering disebut orang dengan as-sunnah. Jadi al-islam itu adalah as-sunnah dan as-sunnah adalah al-islam. Maka suatu keyakinan dan perbuatan yang tidak ada di dalam as-sunnah tidak bisa disebut sebagai al-islam. Dan yang lebih memperjelas akan hal ini adalah sabda Muhammad saw, lafalnya, ” man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amruna fahuwa roddun “, artinya, ” Barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada pada kami ( yakni Beliau saw dan para sahabat ) maka ( amalan itu ) tertolak ” (HR Muslim dari “Aisyah ra ). Kenapa tertolak? karena itu berarti bukan al-islam dan Alloh hanya hanya menerima al-islam (QS 3 ayat 85).
Muhammad saw dan para sahabat adalah sekelompok orang yang paling paham al-islam dan karenanya mereka dipuji oleh Alloh dengan sebutan ” khoiru ummah ” (umat yang terbaik) (QS 3 ayat 110). Sebutan itu diberikan bukan karena kemajuan teknologi atau apa, tapi lebih disebabkan oleh karena mereka meyakini dan mengamalkan al-islam dengan sebaik-baiknya.
Kita yang hidup di zaman sekarang mengetahui al-islam hanya dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang tercatat di dalam hadits-hadits yang shohih. Sehingga dengan mudah kita dapat mengetahui apakah keyakinan atau perbuatan itu termasuk al-islam atau bukan kalau kita tahu banyak tentang Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shohih. Kalau ada dasarnya di dalam Al-Qur’an dan as-sunnah yang ditunjukan dengan hadits yang shohih sudah pasti itulah al-islam. Kalau tidak ada dasarnya bagaimana bisa dinamakan al-islam?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Peningkatan Mutu Tamatan SMK Kelautan

A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini kita merasakan terjadinya dampak Era Globalisasi yang ditandai dengan semakin sulitnya mencari lowongan pekerjaan dan banyaknya karyawan yang diberhentikan atau di Pemutusan Hubungan Kerja, hal ini tentu akan mengakibatkan adanya persaingan yang semakin ketat dan tajam bagi para calon karyawan khususnya tamatan SMK. Melihat fenomena ini maka SMKN 36 melakukan re-enginering dengan membuka program keahlian baru yang memiliki banyak peluang dan sekaligus juga tantangan yaitu program keahlian NPL sejak tahun 1999 dan TPL sejak tahun 2005, dikatakan oleh Direktur Dikmenjur pada waktu pembukaan pelatihan guru kelautan tingkat nasional di STM PL Mundu Cirebon Jawa Barat Maret 2001 bahwa luas lautan lebih besar dari daratan artinya banyak lowongan pekerjaan yang membutuhkan sumber daya manusia di lautan. Menurut Pasal 15 Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 Sekolah Menengah Kejuruan merupakan Pendidikan Menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian tertentu yang siap pakai sesuai dengan tuntutan industri. Hal ini tentunya merupakan suatu tantangan agar sekolah bisa meningkatkan mutu lulusan. Untuk meningkatkan mutu lulusan akan dipengaruhi oleh faktor input dan proses. Kedua faktor ini akan sangat mempengaruhi kepada output atau mutu lulusan, karena suatu sekolah Menengah Kejuruan dikatakan bermutu akan diukur oleh seberapa banyak tamatan yang diserap oleh industri, wiraswasta atau melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan mutu lulusan agar bisa diterima di industri, SMKN 36 telah berusaha menjaring calon siswa sejak penerimaan siswa baru sampai kepada proses Kegiatan Belajar Mengajar baik di sekolah ataupun Kegiatan Belajar di Industri melalui jalur Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Untuk mengisi lowongan pekerjaan, maka beberapa industri meminta kriteria calon karyawan, diantaranya calon karyawan harus memiliki disiplin dalam kehadiran, tepat waktu, sikap sopan santun, tanggung jawab, dapat kerjasama, kompeten sesuai dengan program keahlian. Khusus Bidang Kelautan yaitu program NPL dan TPL harus memiliki pengalaman PSG selama 6 bulan untuk mendapatkan Surat Keterangan Berlayar (SKB) dari sahbandar yang dilengkapi dengan sea men book.
Untuk melaksanakan program pembelajaran di SMKN 36 salah satu pendekatannya adalah melalui pendekatan pelaksanaan program PSG, karena fasilitas dan budaya sekolah tidak akan mampu sama dengan yang ada di industri untuk perlu persiapan proses yang matang, dengan terus meningkatkan kompentensi dalam bidang masing-masing dengan meningkatkan disiplin yang tinggi, semangat dalam KBM, serius dalam bekerja dan bertanggung jawab terhadap hasil, terus meningkatkan penampilan siswa yang sopan, rapi, agamis, dan meningkatkan prestasi dalam segala hal. Namun perlu diketahui dalam pelaksanaan PSG tersebut diatas banyak berbagai macam kendala-kendala diantaranya adalah :
1. Berdasarkan data pemetaan siswa ternyata masih ada Industri tempat magang yang kurang relevan untuk siswa jurusan NPL dan TPL dilihat dari waktu dan kompentensinya.
2. Masih kurangnya persiapan dalam pembekalan, mental fisik, etika ataupun kompentensi dasar oleh di jurusan, sehingga masih adanya siswa yang tidak diterima ketika mengikuti tes calon siswa PSG di perusahaan pelayaran
3. Masih adanya siswa dipulangkan oleh perusahaan karena ketidakhadiran, malas, bolos, kepanasan, mabok laut, motivasi kurang karena perbedaan gaji dari perusahaan satu dengan yang lainnya.
4. Kurang perdulinya orang tua wali siswa terhadap biaya untuk Pelaksanaan PSG sehingga banyak tunggakan.
5. Kurangnya perduli orang tua terhadap penampilan siswa PSG misalnya rambut dibiarkan gondrong , pakai sandal ke perusahaan.
6. Kurangnya kesadaran siswa, etika moral sehingga masih ada keluhan sikap dari perusahaan.
7. Tidak siapnya siswa jurusan NPL dan TPL untuk berlayar, bahkan lebih senang PSG di industri yang kurang sesuai darat
8. Masih ada orang tua wali yang belum paham tujuan PSG bahkan ikut memampatkan penghasilan siswa PSG untuk kepentingan rumah tangga, akibatnya yang penting dapat uang bukan kompentensi.
9. Khusus untuk jurusan NPL dan TPL, orang tua masih ada yang belum mengijinkan siswa PSG di kapal / berlayar
10. Adanya persyaratan tambahan untuk berlayar bagi siswa NPL dan TPL yaitu harus memiliki sea men book dan BST, sehingga harus ada biaya tambahan, sementara orang tua banyak yang kurang mampu.
11. Apabila penempatan PSG diluar DKI orang tua kurang mendukung, salah satunya disebabkan biaya yang mahal.
Sebagai Wakil Kepala Sekolah dibidang Manajemen Mutu salah satu tugasnya adalah mengontrol setiap peroses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMKN 36 Jakarta baik yang belajar di sekolah ataupun siswa yang belajar di industri, apakah sudah sesuai dengan harapan industri. Salah satu yang akan di teliti adalah masalah ” Analisis Pelaksanaan PSG Kelautan Yang Relevan Dalam Mempersiapkan Siswa SMK Negeri 36 Jakarta Untuk Bekerja di Luar Negeri”, karena berdasarkan data-data laporan Wakasek Bidang Humas tahun 2007-2008 ternyata masih banyak tempat PSG siswa yang kurang relevan ditinjau dari segi lamanya PSG ataupun dari sisi bidang kompentensi keahlian.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
Berdasarkan data-data dari Laporan Wakasek Bidang Humas tahun 2007-2008 ternyata masih banyak industri yang kurang relevan dalam pelaksanaan PSG siswa Teknik Kelautan SMKN 36 Jakarta. Untuk itu penulis mencoba memecahan masalah melalui penelitian tentang ” Analisis Pelaksanaan PSG Kelautan Yang Relevan Dalam Mempersiapkan Siswa SMK Negeri 36 Jakarta Untuk Bekerja di Luar Negeri”
C. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah :
1. Untuk mengevaluasi program kerja Wakil kepala Sekolah Bidang Humas Dudi SMKN 36 Jakarta dalam rangka penyempurnaan dan perbaikan program berikutnya.
2. Untuk mengetahui jumlah siswa yang relevan dengan lamanya / batas waktu minimal yang ditetapkan dalam pelaksanaan PSG.
3. Untuk mengetahui jumlah siswa yang mendapatkan kompentensi yang relevansi di tempat PSG dengan keahlian yang ada pada program Bidang Kelautan.
4. Untuk mengetahui jumlah siswa PSG bidang kelautan yang mendapatkan Surat Keterangan Berlayar (SKB)
5. Untuk mengetahui jumlah siswa PSG yang telah memiliki salah satu syarat bekerja di luar negeri.
6. Untuk menentukan stategi pelaksanaan PSG yang akan datang dalam mencapai target sesuai dengan Market orented dan untuk meningkatkan mutu tamatan yang siap pakai khususnya program keahlian Bidang Kelautan agar diterima bekerja di luar negeri sekaligus mempersiapkan sekolah bertaraf internasional melalui pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda yang relevan bagi siswa SMKN 36 Jakarta .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENDIDIKAN SISTEM GANDA
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu temuan hasil studi dual system rombongan Mendikbud ke Jerman (tanggal 12 s/d 24 juli 1993) yaitu merupakan perpaduan saling mengisi dan saling melengkapi antara pendidikan disekolah dan keahlian profesi yang didapatkan melalui pengalaman kerja. Sistem Ganda telah menjadi salah satu model pendidikan yang paling efektif dalam mendekatkan kesesuain antara supply dan demand atau yang kita kenal dengan link and match.
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di SMKN 36 Jakarta berdasarkan pada ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kepmendikbud Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan, Kepmendikbud Nomor 080/U/1993 tentang Kurikulum SMK, Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
1. Pengertian PSG
Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
2. Tujuan
Penyelenggaraan PSG bertujuan untuk :
2.1 Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kehlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2.2 Memperkokoh link and match antara sekolah dan industri
2.3 Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang kualitas dan profesional
2.4 Memberi pengakuan dan pengharagaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan
3. Model Penyelengaraan PSG
3.1 Days release
3.2 Blocks release
3.4 Hours release
4. Naskah Kerjasama
4.1 Tujuan Pelaksanaan PSG
4.2 Program PSG meliputi kegiatan pendidikan disekolah dan yang akan dilaksanakan di industri, model penyelenggaraan
4.3 Jumlah peserta PSG
4.4 Tanggung Jawab Masing-Masing Pihak
4.5 Pelayanan kepada Peserta
4.6 Administrasi Penyelengaraan PSG
4.7 Hal-hal lain yang dianggap perlu
B. RELEVANSI PSG DI SMKN 36 JAKARTA
Relevansi artinya sesuai antara Kompentensi Program Keahlian yang dipelajari siswa disekolah dengan Kompentensi yang diperoleh di tempat di industri tempat PSG seperti yang dikutip dari Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja”, dengan prinsip saling membantu, saling mengisi, saling melengkapi untuk keuntungan bersama.
Dengan adanya kesamaan program studi di SMK dan Industri maka akan menghasilkan nilai tambah bagi industri, bagi sekolah dan bagi siswa. Berikut
LINK AND MATCH (Djojonegoro, 2006)
1. Kurikulum disusun sesuai kebutuhan dunia kerja
2. Berwawasan Kompetensi
Penguasaan Kompetensi atau keahlian menjadi tujuan utama, dan bukan mencari ijazah
3. Berwawasan Mutu
Mutu menjadi pegangan mutlak untuk dapat bersaing dalam globalisasi
4. Pendidikan dipicu oleh permintaan/ demand driven dan bukan oleh keinginan mencetak lulusan/ supply driven
5. Dilaksanakan secara luwes / flexible dan dengan sistem modul
6. Sekolah dapat bertindak lebih independent
C. PERSYARATAN PSG DI LUAR NEGERI
1. Minimal duduk di tingkat II ( 16 tahun )
2. Ijin dari orang tua
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Memiliki Sertifikat Basic Safety Training
5. Memilki Sea Men Book
6. Memiliki sikap disiplin, terampil dan mandiri
7. Aktif berbahasa inggris
8. Lulus seleksi
D. KELENGAKAPAN DOKUMEN
1. Surat keterangan sehat dari rumah sakit yang ditunjuk
2. Paspor
3. Calling visa
4. Exit permit
5. Fiskal
6. Serat pemberitahuan dari industri ke konsul negara yang dituju
7. Surat pengantar untuk imigrasi di pelabuhan dalam dan luar negeri
8. Surat perjanjian antara sekolah dengan orang tua siswa bermeterai
9. Surat pernyataan siswa prakerin bermaterai
10. Curriculum Vitae
11. Foto sesuai kebutuhan ( 3×4,4×6 )
E. SYARAT PEMBUATAN PASPOR
1. Foto copy KTP kedua orang tua bagi siswa yang belum memiliki KTP
2. Surat permohonan pembuatan paspor dari sekolah
3. Surat permohonan pembuatan paspor dari orang tua
4. Foto copy kartu keluarga
5. Foto copy STTB SLTP
6. Akte kelahiran / surat kenal lahir
7. Mengisi formulir dari imigrasi setempat
F. SYARAT PENGURUSAN KESEHATAN
1. Mendatangi langsung ke rumah sakit yang ditunjuk
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
G. PROSEDUR PELAKSANAN PSG LUAR NEGERI
1. Pengenalan transportasi menuju pemondokan, Konsulat Indonesia, Bank, telepon/warnet, kantor pos, rumah sakit, pasar, kantor polisi dan tempat ibadah
2. Temu awal: perkenalan perusahaan dan penyampaian pesan dari sekolah
3. Orientasi dari perusahaan yang berkaitan dengan tata cara, prosedur, tata tertib dan budaya industri
4. Menyepakati kompetensi yang dipersyaratkan
5. Pendamping mengadakan evaluasi dengan perusahaan untuk perbaikan-perbaikan
H. PERSYARATAN BEKERJA DILUAR NEGERI
1. Lulus SMK dibuktikan dengan Ijazah
2. Lulus Tes Kesehatan, Tes Fisik
3. PSG Minimal 6 Bulan dibuktikan dengan SKB dari Sahbandar
4. Memiliki Basic Safety Training
5. Memiliki Pengalaman Berlayar dibuktikan dengan Sea Men Book
6. Memiliki Sertifikat Kompentensi Keahlian Ankpin atan Atkapin berdasarkan International Maritim Organization (IMO)
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMKN 36 Jakarta Jl. Baru Kosambi III Cilincing Jakarta Utara berdasarkan studi dokumen
B. SUBYEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada seluruh siswa PSG Program Keahlian Nautika Perkanan Laut dan Teknika Perikanan Laut, sedangkan alat dan bahan yang digunakan adalah seperangkat rekap laporan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas / Dudi SMKN 36 Jakarta Tahun 2007-2008, serta ruangan yang digunakan untuk kegiatan.
C. PROSEDUR PENELITIAN
1. Pengumpulan data – data penelitian ini dikumpulkan dari laporan Akhir Tahun Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Tahun 2007-2008
2. Menghitung Prosentase lamanya Pendidikan Sistim Ganda yang relevan dengan waktu minimal yang ditetapkan sesuai ketentuan yang ada pada program keahlian NPL dan TPL
3. Menghitung prosentase relevansi kompentensi yang diperoleh oleh siswa sesuai dengan kompentensi program keahlian
4. Menghitung jumlah siswa yang memperoleh surat keterangan berlayar sebagai peryaratan untuk bekerja di Bidang Kelautan dalam dan luar negeri.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DATA HASIL PENELITIAN SISWA PSG TAHUN 2007-2008
DATA REKAPITULASI LAPORAN PSG TAHUN 2007-2008
KELAS 3 TKPI 1
NO URT NO INDUK NAMA SISWA LAMANYA PSG BULAN RELEVAN 6 Bulan < RELEVAN DGN KOMPENTENSI MEMILIKI SKB
B. TABEL DATA REKAPITULASI
HASIL PERHITUNGAN DATA REKAPITULASI PSG
SMKN 36 TAHUN 2007-2008
NO KLS JUMLAH SISWA WAKTU PSG TDK RELEVAN < 6 BULAN TEMPAT PSG YANG TDK RELEVAN SISWA MEMILIKI SKB TDK MEMILIKI SALAH SATU PERSYARAT BEKERJA LUAR NEGERI (SKB)
1 3 TPL 1 31 4 1 4 27
2 3 TPL 2 29 5 1 8 21
3 3 NPL 1 29 2 5 5 24
4 3 NPL 2 28 1 1 9 19
JUMLAH 117 12 8 26 91
C. ANALISIS DATA
Berdasarkan tabel data diatas dapat kita analisa sebagai berikut :
1. Waktu PSG yang tidak relevan kurang dari 6 bulan adalah 12 Orang Siswa (10,3 %), sedangkan yang melebihi atau sama dengan 6 bulan berjumlah 105 siswa (89,7 %)
2. Tempat PSG yang tidak relevan dilihat dari kompentensi Program Keahlian Teknik Kelautan adalah 8 Orang Siswa (6,8 %), sedangkan yang relevan sesuai dengan kompentensi keahliannya ádalah 109 Orang Siswa (93, 2 %)
3. Relevansi PSG terhadap salah satu persyaratan bekerja di kapal yaitu harus memiliki Surat Keterangan Berlayar (SKB), hanya ada 26 orang siswa (22,2 %) yang memilki SKB dari hasil PSG Kelautan, sedangkan 91 orang siswa (77,8 %) tidak memilki SKB
Dengan demikian maka tamatan Program Keahlian Nautika Perikanan Laut dan Teknika Perikanan Laut SMK Negeri 36 Jakarta tahun 2007-2008 yang telah memiliki salah satu persyaratan bekerja ke luar negeri dalam hal ini berlayar adalah berjumlah 26 orang siswa (22,2 %).
Untuk meningkatkan mutu tamatan Program Keahlian Teknik Kelautan dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda yang ditandai dengan bertambahnya siswa yang memiliki persyaratan bekerja di luar negeri Perlu diadakan perbaikan dalam penyusunan program tahun yang akan datang dengan target meningkat menjadi 50 % tahun 2008-2009, 75 % untuk tahun 2009-2010, sehingga tahun 2010-2011 sudah bisa mencapai target 100 %.
Dalam mengejar target sasaran tersebut perlu kerja keras semua yang berkepentingan terutama Tim Humas Dudi yang handal dan bertanggung jawab penuh dalam suksesnya pelaksanaan PSG di SMKN 36 Jakarta.
D. RENCANA STATEGI PELAKSANAAN PSG TAHUN YANG AKAN DATANG
Beberapa stategi yang perlu dilakukan kedepan adalah sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan PSB perlu menjaring siswa yang benar-benar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memiliki motivasi yang tinggi untuk pelaut yang dapat diandalkan.
2. Perlu sosialisasi kepada orang tua siswa tentang program keahlian, tujuan PSG, propil tamatan , dan masalah biaya pendidikan bidang kelautan yang lebih besar dibanding teknologi industri.
3. Orang tua merasa keberatan dengan mahalnya biaya PSG, sehingga kesulitan mencari tempat PSG yang relevan, solusinya harus ada pihak lain yang memberikan pinjaman seperti koperasi sekolah, subsidi dari pemerintah tentang biaya PSG
4. Bagi siswa yang melaksanakan PSG diindustri kurang relevan dengan kompentensinya , maka diadakan pendalaman materi kompentensi di jurusan masing-masing, sesuai dengan waktu yang tersedia.
5. Agar siswa mendapatkan SKB maka tim humas harus mencari perusahan yang memiliki kapal, dan bisa menerima siswa PSG, dengan terus menerus secara konsisten dan berkesinambungan menjalin hubungan dengan perusahaan melalui survey, penjajagan, sosialisasi program dan dilanjutkan dengan kesepakatan bahkan jika memungkinkan dapat menghasilkan naskah MOU.
6. Adanya proses validasi kurikulum sekolah oleh perusahaan sehingga menghasilkan kurikulum industri atau kurikulum yag telah disepakati antara kedua belah pihak
7. Perlu diadakan pembekalan khusus bagi siswa tentang pemahaman PSG, persiapan mental fisik, tanggung jawab, kejujuran kerjasama dan motivasi, sehingga tidak terjadi seperti minta pulang ditengah perjalanan, kelelahan fisik. contohnya di PT. Labroy Group, ada siswa minta pulang pada waktu berlayar, karena mabok laut, tentu ini akan sangat merugikan kelangsungan hubungan antara sekolah dan pihak pengusahan, dan seperti biasanya untuk siswa tahun berikutnya tidak diterima lagi.
8. Perlunya ditanamkan kepada siswa tentang pentingnya kompentensi dalam mencari persyaratan untuk memasuki dunia kerja, apalagi dengan persaingan di era globalisasi semakin sulit bagi yang tidak memiliki kemampuan.
9. Diadakan pemanggilan siswa dan disaksikan orang tua sebelum berangkat PSG, untuk masalah penampilan siswa, disiplin dan lain sebaginya dalam bentuk perjanjian, dan jika selama magang ternyata melakukan kesalahan dikembalikan kepada orang tuannya.
10. Untuk membentuk etika moral yang baik perlunya ada pendekatan agama, pelajaran khusus tentang etika , keteladanan orang tua, guru lingkungan, dan diterapkan dalam praktek harian.
11. Bagi yang kurang mampu dalam membiayai pengadaan sea men book BST, tranfortasi PSG diluar DKI orang tua bisa bekerjasama dengan koperasi Gupega SMKN 36 Jakarta, asal bersedia dipotong dari gaji PSG diperusahaan.
E. RENCANA STRATEGI MEMPERSIAPKAN TAMATAN UNTUK BEKERJA DILUAR NEGERI TAHUN 2008-2011
1. Sekolah dapat melaksanakan PSG melalui kegiatan berlayar minimal 6 bulan yang relevan sehingga mendapatkan SKB, Sea Men Book dan kompentensi sesuai dengan program kehlian.
2. Pembentukan mental dan fisik sesuai dengan tuntutan industri luar negeri, seperti melakukan apel pagi, disiplin yang tinggi, push up, pull up
3. Melatih bahasa Inggri melalui program English Day dengan memperdalam bacaan, menulis dan percakapan sehari-hari di SMK Negeri 36 Jakarta
4. Menigkatkan penguasaan kompentensi, baik di sekolah ataupun perusahaan sesuai dengan program keahliannya
5. Setiap siswa memiliki Basic Safety Training (BST)
6. Setiap siswa agar memilki sertifikat Ankapi-Atkapin
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Relevansi PSG terhadap salah satu persyaratan bekerja di kapal yaitu harus memiliki Surat Keterangan Berlayar (SKB), hanya ada 26 orang siswa (22,2 %) yang memilki SKB dari hasil PSG Kelautan, sedangkan 91 orang siswa (77,8 %) tidak memilki SKB
2. Untuk meningkatkan mutu tamatan Program Keahlian Teknik Kelautan dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda yang ditandai dengan indikator bertambahnya siswa yang memiliki persyaratan bekerja di luar negeri, perlu diadakan perbaikan dalam penyusunan program tahun yang akan datang dengan target meningkat menjadi 50 % tahun 2008-2009, 75 % untuk tahun 2009-2010, sehingga tahun 2010-2011 sudah bisa mencapai target 100 %.
3. Adanya proses validasi kurikulum sekolah oleh perusahaan sehingga menghasilkan kurikulum industri atau kurikulum yang telah disepakati antara kedua belah pihak
4. Melalui PSG hendaknya sekolah menyiapkan peserta didik sesuai dengan permintaan perusahaan baik dalam ataupun luar negeri
B. SARAN-SARAN
1. Dalam mengejar target sasaran tersebut perlu kerja keras semua yang berkepentingan, siswa, orang tua, tenaga pendidikan, adanya keperdulian dari pengusaha, dan perhatian dari pemerintah terutama Tim Humas Dudi yang handal dan bertanggung jawab penuh dalam suksesnya pelaksanaan PSG di SMKN 36 Jakarta.
2. Pemerintah dan para donatur perlu memberikan bantuan biaya PSG khusus bagi siswa yang kurang mampu di bidang kelautan
3. Perlu diadakan penjaringan khusus bagi siswa bidang kelautan dari mulai PSB, Proses KBM disekolah dan pembekalan sebelum berangkat ke PSG di perusahan, sehingga siswa benar-benar memiliki mental, fisik dan motivasi yang tinggi untuk belajar dalam kondisi apapun
                                                           SMKN 36 JAKARTA

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Membuat Jaring

Bagaimana cara membuat jaring ?
Pembuatan jaring harus disesuaikan dengan bentuk kerangkanya, apabila kita menggunakan kerangka bundar maka kita juga harus membuat jaring yang berbentuk bundar. Demikian pula kalau kerangkanya persegi atau bujur sangkar, jaring yang kita buat juga harus sama yaitu persegi atau bujur sangkar pula.

Bahan jaring yang sudah setengah jadi tetapi masih berbentuk lembaran hasil pabrikan sudah banyak tersedia di pasaran. Kita tinggal memilih yang sesuai dengan keinginan kita. Jaring yang sering digunakan untuk karamba biasanya terbuat dari bahan Poly Ethelene (PE) dengan berbagai ukuran mata jaring dan jumlah serabut penyususnnya.

Untuk bibit yang baru tebar hingga ikan mencapai ukuran sekitar 200 gram/ekor biasanya digunakan jaring dengan ukuran mata satu inchi, bahannyapun biasanya hanya PE D9 hingga D12 yang berarti benang jaring tersebut tersusun dari 9 hingga 12 serabut. Sedangkan untuk ikan-ikan yang sudah lebih besar dari 200 gram/ekor hingga ikan tersebut siap panen sebaiknya menggunakan jaring dengan ukuran mata dua inchi dari bahan PE D12 hingga D15. Hal ini dilakukan karena ukuran ikan yang dipelihara sudah cukup besar dan biomassa ikan dalam karamba sudah cukup tinggi.

Untuk karamba yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi-sisinya 6 meter, paling tidak dibutuhkan bahan jaring sepanjang 30 meter. Tetapi akan lebih baik kalau kita gunakan 36 meter jaring. Biasanya bahan jaring yang tersedia dipasaran terdiri dari sekitar 300 mata jaring, untuk jaring dengan ukuran mata satu inchi sebaiknya bahan tersebut langsung digunakan. Lain halnya kalau bahan jaring dengan ukuran mata dua inchi, bahan tersebut sebaiknya dibelah menjadi dua bagian terlebih dahulu.

Cara membuat jaring berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi-sisinya 6 meter sangatlah mudah, kita potong bahan sepanjang 24 meter sebagai dinding karamba lalu dijahit sehingga menyerupai sarung. Jaring yang sudah berbentuk sarung tersebut kita bagi menjadi 4 bagian lalu diberi tanda untuk dijadikan pojokannya. Potong lagi bahan jaring yang baru sepanjang 6 meter untuk dijadikan lantai jaring. Dari potongan terakhir ini kita akan dapatkan empat sudut, lalu pasangkan keempat sudut tersebut dengan empat pojokan sarung yang sudah kita beri tanda tadi dan gabungkan dengan cara menjahitkan semua sisi dasar jaring tersebut dengan sisi bawah dinding jaring. Kalau cara jahitnya benar maka akan kita dapatkan kelambu terbalik. Pada pinggiran bidang atas kelambu tadi kita beri tali ris. Sebaiknya tali ris ini berbentuk tali nylon yang juga terbuat dari bahan Poly Ethelene (PE) yang diameternya 6 mm, tali ris ini berfungsi untuk menambatkan jaring ke kerangka karamba.

Karena ukuran jaring ini sama dengan ukuran kerangka karambanya, maka jaring akan tertarik secara maksimal saat dipasangkan. Hal ini menyebabkan bukaan mata jaring tidak dapat sempurna, sehingga sirkulasi air di dalam karamba juga tidak dapat berjalan dengan sempurna.Untuk mengatasi hal ini maka setiap sisi jaring tadi harus ditambah satu meter, dengan demikian bahan pembuat dinding karamba membutuhkan 28 meter bahan jaring. Sedangkan sebagai dasarnya dibutuhkan 8 meter bahan sehingga jaring yang terbentuk bisa lebih sempurna.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Adat Istiadat Jawa

Lahir Dan Mendewasakan Anak
Mupu, artinya memungut anak, yang secara magis diharapkan dapat menyebabkan hamilnya si Ibu yang memungut anak, jika setelah sekian waktu dirasa belum mempunyai anak juga atau akhirnya tidak mempunyai anak. Orang Jawa cenderung memungut anak dari sentono (masih ada hubungan keluarga), agar diketahui keturunan dari siapa dan dapat diprediksi perangainya kelak yang tidak banyak menyimpang dari orang tuanya.
Syarat sebelum mengambil keputusan mupu anak, diusahakan agar mencari pisang raja sesisir yang buahnya hanya satu, sebab menurut gugon tuhon (takhayul yang berlaku) jika pisang ini dimakan akan nuwuhaken (menyebabkan) jadinya anak pada wanita yang memakannya. Anhinga, bisa dimungkinkan hamil, dan tidak harus memungut anak.
Pada saat si Ibu hamil, jika mukanya tidak kelihatan bersih dan secantik biasanya, disimpulkan bahwa anaknya adalah laki-laki, dan demikian sebaliknya jika anaknya perempuan.
Sedangkan di saat kehamilan berusia 7 (tujuh) bulan, diadakan hajatan nujuhbulan atau mitoni. Disiapkanlah sebuah kelapa gading yang digambari wayang dewa Kamajaya dan dewi Kamaratih(supaya si bayi seperti Kamajaya jika laki-laki dan seperti Kamaratih jika perempuan), kluban/gudangan/uraban (taoge, kacang panjang, bayem, wortel, kelapa parut yang dibumbui, dan lauk tambahan lainnya untuk makan nasi),dan rujak buah.
Disaat para Ibu makan rujak, jika pedas maka dipastikan bayinya nanti laki-laki. Sedangkan saat di cek perut si Ibu ternyata si bayi senang nendang-nendang, maka itu tanda bayi laki-laki.
Lalu para Ibu mulai memandikan yang mitoni disebut tingkeban, didahului Ibu tertua, dengan air kembang setaman (air yang ditaburi mawar, melati, kenanga dan kantil), dimana yang mitoni berganti kain sampai 7 (tujuh) kali. Setelah selesai baru makan nasi urab, yang jika terasa pedas maka si bayi diperkirakan laki-laki.
Kepercayaan orang Jawa bahwa anak pertama sebaiknya laki-laki, agar bisa mendem jero lan mikul duwur (menjunjung derajat orang tuanya jika ia memiliki kedudukan baik di dalam masyarakat). Dan untuk memperkuat keinginan itu, biasanya si calon Bapak selalu berdo’a memohon kepada Tuhan.
Slametan pertama berhubung lahirnya bayi dinamakan brokohan, yang terdiri dari nasi tumpeng dikitari uraban berbumbu pedas tanda si bayi laki-laki) dan ikan asin goreng tepung, jajanan pasar berupa ubi rebus, singkong, jagung, kacang dan lain-lain, bubur merah-putih, sayur lodeh kluwih/timbul agar linuwih (kalau sudah besar terpandang). Ketika bayi berusia 5 (lima) hari dilakukan slametan sepasaran, dengan jenis makanan sama dengan brokohan. Bedanya dalam sepasaran rambut si bayi di potong sedikit dengan gunting dan bayi diberi nama, misalnya bernama Kent Risky Yuwono.
Saat diteliti di almanak Jawa tentang wukunya, ternyata Kent Risky Yuwono berwuku tolu, yakni wuku ke-5 dari rangkaian wuku yang berjumlah 30 (tiga puluh). Menurut wuku tolu maka Kent Risky Yuwono berdewa Batara Bayu, ramah-tamah walau bisa berkeras hati, berpandangan luas, cekatan dalam menjalankan tugas serta ahli di bidang pekerjaannya, kuat bergadang hingga pagi, pemberani, banyak rejekinya, dermawan, terkadang suka pujian dan sanjungan yang berhubungan dengan kekayaannya.
Slametan selapanan yaitu saat bayi berusia 35 (tiga puluh lima) hari, yang pada pokoknya sama dengan acara sepasaran. Hanya saja disini rambut bayi dipotong habis, maksudnya agar rambut tumbuh lebat. Setelah ini, setiap 35 (tiga puluh lima) hari berikutnya diadakan acara peringatan yang sama saja dengan acara selapanan sebelumnya, termasuk nasi tumpeng dengan irisan telur ayam rebus dan bubur merah-putih.
Peringatan tedak-siten/tujuhlapanan atau 245 (dua ratus empat puluh lima) hari sedikit istimewa, karena untuk pertama kali kaki si bayi diinjakkan ke atas tanah. Untuk itu diperlukan kurungan ayam yang dihiasi sesuai selera. Jika bayinya laki-laki, maka di dalam kurungan juga diberi mainan anak-anak dan alat tulis menulis serta lain-lainnya (jika si bayi ambil pensil maka ia akan menjadi pengarang, jika ambil buku berarti suka membaca, jika ambil kalung emas maka ia akan kaya raya, dan sebagainya) dan tangga dari batang pohon tebu untuk dinaiki si bayi tapi dengan pertolongan orang tuanya. Kemudian setelah itu si Ibu melakukan sawuran duwit (menebar uang receh) yang diperebutkan para tamu dan anak-anak yang hadir agar memperoleh berkah dari upacara tedak siten.
Setelah si anak berusia menjelang sewindu atau 8 (delapan) tahun, belum juga mempunyai adik, maka perlu dilakukan upacara mengadakan wayang kulit yang biasa acara semacam ini dinamakan ngruwat agar bebas dari marabahaya Biasanya tentang cerita Kresno Gugah yang dilanjutkan dengan cerita Murwakala.
Saat menjelang remaja, tiba waktunya ditetaki/khitan/sunat. Setibanya di tempat sunat (dokter atau dukun/bong), sang Ibu menggendong si anak ke dalam ruangan seraya mengucapkan kalimat: laramu tak sandang kabeh (sakitmu saya tanggung semua).
Orang Jawa kuno sejak dulu terbiasa menghitung dan memperingati usianya dalam satuan windu, yaitu setiap 8 (delapan) tahun. Peristiwa ini dinamakan windon, dimana untuk windu pertama atau sewindu, diperingati dengan mengadakan slametan bubur merah-putih dan nasi tumpeng yang diberi 8 (delapan) telur ayam rebus sebagai lambang usia. Tapi peringatan harus dilakukan sehari atau 2 (dua) hari setelah hari kelahiran, yang diyakini agar usia lebih panjang. Kemudian saat peringatan 2 (dua) windu, si anak sudah dianggap remaja/perjaka atau jaka, suaranya ngagor-agori (memberat). Saat berusia 32 (tiga puluh dua ) tahun yang biasanya sudah kawin dan mempunyai anak, hari lahirnya dirayakan karena ia sudah hidup selama 4 (empat) windu, maka acaranya dinamakan tumbuk alit (ulang tahun kecil). Sedangkan ulang tahun yang ke 62 (enam puluh dua) tahun disebut tumbuk ageng.
aat dewasa, banyak congkok atau kasarnya disebut calo calon isteri, yang membawa cerita dan foto gadis. Tapi si anak dan orang tuanya mempunyai banyak pertimbangan yang antara lain: jangan mbokongi (menulang-punggungi sebab keluarga si gadis lebih kaya) walau ayu dan luwes karena perlu mikir praja (gengsi), jangan kawin dengan sanak-famili walau untuk nggatuake balung apisah (menghubungkan kembali tulang-tulang terpisah/mempererat persaudaraan) dan bergaya priyayi karena seandainya cerai bisa terjadi pula perpecahan keluarga, kalaupun seorang ndoro (bangsawan) tapi jangan terlalu tinggi jenjang kebangsawanannya atau setara dengan si anak serta sederhana dan menarik hati. Lagi pula si laki-laki sebaiknya harus gandrung kapirangu (tergila-gila/cinta).

Melamar
Bapak dari anak laki-laki membuat surat lamaran, yang jika disetujui maka biasanya keluarga perempuan membalas surat sekaligus mengundang kedatangan keluarga laki-laki guna mematangkan pembicaraan mengenai lamaran dan jika perlu sekaligus merancang segala sesuatu tentang perkawinan.
Setelah ditentukan hari kedatangan, keluarga laki-laki berkunjung ke keluarga perempuan dengan sekedar membawa peningset, tanda pengikat guna meresmikan adanya lamaran dimaksud. Sedangkan peningsetnya yaitu 6 (enam) kain batik halus bermotif lereng yang mana tiga buah berlatar hitam dan tiga buah sisanya berlatar putih, 6 (enam) potong bahan kebaya zijdelinnen dan voal berwarna dasar aneka, serta 6 (enam) selendang pelangi berbagai warna dan 2 (dua) cincin emas berinisial huruf depan panggilan calon pengantin berukuran jari pelamar dan yang dilamar (kelak dipakai pada hari perkawinan). Peningset diletakkan di atas nampan dengan barang-barang tersebut dalam kondisi tertutup.
Orang yang pertama kali mengawinkan anak perempuannya dinamakan mantu sapisanan atau mbuka kawah, sedang mantu anak bungsu dinamakan mantu regil atau tumplak punjen.

Perkawinan
rang Jawa khususnya Solo, yang repot dalam perkawinan adalah pada pihak wanitanya, sedangkan pihak laki-laki biasanya cukup memberikan sejumlah uang guna membantu pengeluaran yang dikeluarkan pihak perempuan, di luar terkadang ada pemberian sejumlah perhiasan, perabot rumah maupun rumahnya sendiri. Selain itu saat acara ngunduh (acara setelah perkawinan dimana yang membuat acara pihak laki-laki untuk memboyong isteri ke rumahnya), biaya dan pelaksana adalah pihak laki-laki, walau biasanya sederhana.
Dalam perkawinan harus dicari hari “baik”, maka perlu dimintakan pertimbangan dari ahli hitungan hari “baik” berdasarkan patokan Primbon Jawa. Setelah diketemukan hari baiknya, maka sebulan sebelum akad nikah, secara fisik calon pengantin perempuan disiapkan untuk menjalani hidup perkawinan, dengan diurut dan diberi jamu oleh ahlinya. Ini dikenal dengan istilah diulik, yaitu mulai dengan pengurutan perut untuk menempatkan rahim dalam posisi tepat agar dalam persetubuhan pertama dapat diperoleh keturunan, sampai dengan minum jamu Jawa yang akan membikin tubuh ideal dan singset.
Selanjutnya dilakukan upacara pasang tarub (erat hubungannya dengan takhayul) dan biasanya di rumah sendiri (kebiasaan di gedung baru mulai tahun 50-an), dari bahan bambu serta gedek/bilik dan atap rumbia yang di masa sekarang diganti tiang kayu atau besi dan kain terpal. Dahulu pasang tarub dikerjakan secara gotong-royong, tidak seperti sekarang. Dan lagi pula karena perkawinan ada di gedung, maka pasang tarub hanya sebagai simbolis berupa anyaman daun kelapa yang disisipkan dibawah genting. Dalam upacara pasang tarub yang terpenting adalah sesaji. Sebelum pasang tarub harus diadakan kenduri untuk sejumlah orang yang ganjil hitungannya (3 – 9 orang). Do’a oleh Pak Kaum dimaksudkan agar hajat di rumah ini selamat, yang bersamaan dengan ini ditaburkan pula kembang setaman, bunga rampai di empat penjuru halaman rumah, kamar mandi, dapur dan pendaringan (tempat menyimpan beras), serta di perempatan dan jembatan paling dekat dengan rumah. Diletakkan pula sesaji satu ekor ayam panggang di atas genting rumah. Bersamaan itu pula rumah dihiasi janur, di depan pintu masuk di pasang batang-batang tebu, daun alang-alang dan opo-opo, daun beringin dan lain-lainnya, yang bermakna agar tidak terjadi masalah sewaktu acara berlangsung. Di kiri kanan pintu digantungkan buah kelapa dan disandarkan pohon pisang raja lengkap dengan tandannya, perlambang status raja.
Siraman (pemandian) dilakukan sehari sebelum akad nikah, dilakukan oleh Ibu-ibu yang sudah berumur serta sudah mantu dan atau lebih bagus lagi jika sudah sukses dalam hidup, disiramkan dari atas kepala si calon pengantin dengan air bunga seraya ucapan “semoga selamat di dalam hidupnya”. Seusai upacara siraman, makan bersama berupa nasi dengan sayur tumpang (rebusan sayur taoge serta irisan kol dan kacang panjang yang disiram bumbu terbuat dari tempe dan tempe busuk yang dihancurkan hingga jadi saus serta diberi santan, salam, laos serta daun jeruk purut yang dicampuri irisan pete dan krupuk kulit), dengan pelengkap sosis dan krupuk udang.
Midodareni adalah malam sebelum akad nikah, yang terkadang saat ini dijadikan satu dengan upacara temu. Pada malam midodareni sanak saudara dan para tetangga dekat datang sambil bercakap-cakap dan main kartu sampai hampir tengah malam, dengan sajian nasi liwet (nasi gurih karena campuran santan, opor ayam, sambel goreng, lalab timun dan kerupuk).
Upacara akad nikah, harus sesuai sangat (waktu/saat yang baik yang telah dihitung berdasarkan Primbon Jawa) dan Ibu-Ibu kedua calon pengantin tidak memakai subang/giwang (untuk memperlihatkan keprihatinan mereka sehubungan dengan peristiwa ngentasake/mengawinkan anak, yang sekarang jarang diindahkan yang mungkin karena malu). Biasanya acara di pagi hari, sehingga harus disediakan kopi susu dan sepotong kue serta nasi lodopindang (nasi lodeh dengan potongan kol, wortel, buncis, seledri dan kapri bercampur brongkos berupa bumbu rawon tapi pakai santan) yang dilengkapi krupuk kulit dan sosis. Disaat sedang sarapan, Penghulu beserta stafnya datang, ikut sarapan dan setelah selesai langsung dilakukan upacara akad nikah.
Walau akad nikah adalah sah secara hukum, tetapi dalam kenyataannya masih banyak perhatian orang terpusat pada upacara temu, yang terkadang menganggap sebagai bagian terpenting dari perayaan perkawinan. Padahal sebetulnya peristiwa terpenting bagi calon pengantin adalah saat pemasangan cincin kawin, yang setelah itu Penghulu menyatakan bahwa mereka sah sebagai suami-isteri. Temu adalah upacara adat dan bisa berbeda walau tak seberapa besar untuk setiap daerah tertentu, misalnya gaya Solo dan gaya Yogya.
Misalnya dalam gaya Solo, di hari “H”nya, di sore hari. Tamu yang datang paling awal biasanya sanak-saudara dekat, agar jika tuan rumah kerepotan bisa dibantu. Lalu tamu-tamu lainnya, yang putri langsung duduk bersila di krobongan, dengan lantai permadani dan tumpukan bantal-bantal (biasanya bagi keluarga mampu), sedang yang laki-laki duduk di kursi yang tersusun berjajar di Pendopo (sekarang ini laki-laki dan perempuan bercampur di Pendopo semuanya). Para penabuh gamelan tanpa berhenti memainkan gending Kebogiro, yang sekitar 15 (lima belas) menit menjelang kedatangan pengantin laki-laki dimainkan gending Monggang. Tapi saat pengantin beserta pengiring sudah memasuki halaman rumah/gedung, gending berhenti, dan para tamu biasanya tahu bahwa pengantin datang. Lalu tiba di pendopo, ia disambut dan dituntun/digandeng dan diiringi para orang-tua masih sejawat orang tuanya yang terpilih
Sementara itu, pengantin perempuan yang sebelumnya sudah dirias dukun nganten (rambut digelung dengan gelungan pasangan, dahi dan alis di kerik rambutnya, dsb.nya) untuk akad nikah, dirias selengkapnya lagi di dalam kamar rias. Lalu setelah siap, ia dituntun/digandeng ke pendopo oleh dua orang Ibu yang sudah punya anak dan pernah mantu, ditemukan dengan pengantin laki-laki (waktu diatur yaitu saat pengantin pria tiba di rumah/gedung, pengantin perempuan pun juga sudah siap keluar dari kamar rias), dengan iringan gending Kodokngorek. Sedangkan pengantin laki-laki dituntun ke arah krobongan.
Ketika mereka sudah berjarak sekitar 2 (dua) meter, mereka saling melempar dengan daun sirih yang dilipat dan diikat dengan benang, yang siapa saja melempar lebih kena ke tubuh diartikan bahwa dalam hidup perkawinannya akan menang selalu. Lalu yang laki-laki mendekati si wanita yang berdiri di sisi sebuah baskom isi air bercampur bunga. Di depan baskom di lantai terletak telur ayam, yang harus diinjak si laki-laki sampai pecah, dan setelah itu kakinya dibasuh dengan air bunga oleh si wanita sambil berjongkok. Kemudian mereka berjajar, segera Ibu si wanita menyelimutkan slindur/selendang yang dibawanya ke pundak kedua pengantin sambil berucap: Anakku siji saiki dadi loro (anakku satu sekarang menjadi dua). Selanjutnya mereka dituntun ke krobongan, dimana ayah dari pengantin perempuan menanti sambil duduk bersila, duduk di pangkuan sang ayah sambil ditanya isterinya: Abot endi Pak? (berat mana Pak ?), yang dijawab sang suami: Pada dene (sama saja). Selesai tanya jawab, mereka berdiri, si laki-laki duduk sebelah kanan dan si perempuan sebelah kiri, dimana si dukun pengantin membawa masuk sehelai tikar kecil berisi harta (emas, intan, berlian) dan uang pemberian pengantin laki-laki yang dituangkan ke tangan pengantin perempuan yang telah memegang saputangan terbuka, dan disaksikan oleh para tamu secara terbuka. Inilah yang disebut kacar-kucur.
Guna lambang kerukunan di dalam hidup, dilakukan suap-menyuap makanan antara pengantin. Bersamaan dengan ini, makanan untuk tamu diedarkan (sekarang dengan cara prasmanan) berurutan satu persatu oleh pelayan. Setelah itu, dilakukan acara ngabekten (melakukan sembah) kepada orang tua pengantin perempuan dan tilik nganten (kehadiran orang tua laki-laki ke rumah/gedung setelah acara temu selesai yang langsung duduk dikrobongan dan disembah kedua pengantin).
Lalu setelah itu dilakukan kata sambutan ucapan terima kasih kepada para tamu dan mohon do’a restu, yang kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan berupa suara gending-gending dari gamelan, misalnya gending ladrang wahana, lalu tayuban bagi jamannya yang senang acara itu, dsb.nya.

Mati/Wafat
Demikian, sepasang pengantin itu akan mempunyai anak, menjadi dewasa, kemudian mempunyai cucu dan meninggal dunia. Yang menarik tapi mengundang kontraversi, adalah saat manusia mati. Sebab bagi orang Jawa yang masih tebal kejawaannya, orang meninggal selalu didandani berpakaian lengkap dengan kerisnya (ini sulit diterima bagi orang yang mendalam keislamannya), juga bandosa (alat pemikul mayat dari kayu) yang digunakan secara permanen, lalu terbela (peti mayat yang dikubur bersama-sama dengan mayatnya).
Sebelum mayat diberangkatkan ke alat pengangkut (mobil misalnya), terlebih dahulu dilakukan brobosan (jalan sambil jongkok melewati bawah mayat) dari keluarga tertua sampai dengan termuda.
Sedangkan meskipun slametan orang mati, mulai geblak (waktu matinya), pendak siji (setahun pertama), pendak loro (tahun kedua) sampai dengan nyewu (seribu hari/3 tahun) macamnya sama saja, yaitu sego-asahan dan segowuduk, tapi saat nyewu biasanya ditambah dengan memotong kambing untuk disate dan gule.
Nyewu dianggap slametan terakhir dengan nyawa/roh seseorang yang wafat sejauh-jauhnya dan menurut kepercayaan, nyawa itu hanya akan datang menjenguk keluarga pada setiap malam takbiran, dan rumah dibersihkan agar nyawa nenek moyang atau orang tuanya yang telah mendahului ke alam baka akan merasa senang melihat kehidupan keturunannya bahagia dan teratur rapi. Itulah, mengapa orang Jawa begitu giat memperbaiki dan membersihkan rumah menjelang hari Idul fitri yang dalam bahasa Jawanya Bakdan atau Lebaran dari kata pokok bubar yang berarti selesai berpuasanya.

Bibit-Bobot-Bebet
Fatwa leluhur tersebut bermaksud agar orangtua malaksanakan pemilihan yang seksama akan calon menantunya atau bagi yang berkepentingan memilih calon teman hidupnya. Pemilihan ini jangan dianggap sebagai budaya pilih-pilih kasih, tapi sebenarnya lebih kepada kecocokan multi dimensi antara sepasang anak manusia. Kriteria yang dimaksud yaitu: Bibit: yang berarti biji/benih. Bebet: yang berarti jenis/tipe. Bobot: yang berarti nilai/kekuatan.
Untuk memilih menantu pria atau wanita, memilih suami atau isteri oleh yang berkepentingan, sebaiknya memilih yang berasal dari benih (bibit) yang baik, dari jenis (bebet) yang unggul dan yang nilai (bobot) yang berat.
Fatwa itu mengandung anjuran pula, janganlah orang hanya semata-mata memandang lahiriyah yang terlihat berupa kecantikan dan harta kekayaan. Pemilihan yang hanya berdasarkan wujud lahiriah dan harta benda dapat melupakan tujuan “ngudi tuwuh” mendapatkan keturunan yang baik, saleh, berbudi luhur, cerdas, sehat wal afiat, dsb.

Cinta, Waspada, Dan Pertunangan
Peribahasa mengatakan: “cinta itu buta”. Berpedoman, bahwa hidup suami isteri itu mengandung cita-cita luhur yaitu mendapatkan keturunan yang baik, maka janganlah menuruti kata peribahasa tersebut. Pada hakekatnya peribahasa itu sendiri pun mengandung “peringatan”. Memperingtkan, agar supaya dalam bercinta tidak buta mata hati, mata kepala, dan pikiran.
Cinta kasih yang berhubungan erat dengan cita-cita justru harus diliputi oleh waspada dalam hati dan pikiran. Waspada akan tingkah kelakuan satu sama lain dan waspada akan penggoda di dalam hatinya sendiri.
Kewaspadaan itu menghendaki pengamatan dan penghayatan satu sama lain mengenai sikap dan pendirian terhadap hal-hal yang penting yang sudah pasti dijumpai dalam hidup antara lain soal keluarga, agama, kemasyarakatan, dan sebagainya.
Perbedaan sikap dan pendirian terhadap hal-hal yang penting (prinsip) seperti diatas, niscaya akan mengakibatkan kesukaran dikemudian hari. Persesuaian haruslah timbul dari keyakinan dan tidak dengan membohongi diri sendiri, misalnya dengan berjanji atau memberi berkesanggupan dengan sumpah lisan atau tulisan, pernikahan di muka kantor pencatatan sipil, dan lain sebagainya tetapi di dalam hati masih ada keraguan.
Pertunangan dengan atau tanpa tukar cincin adalah usaha untuk mendekatkan pria dan wanita yang menjalin kisah dan hendak hidup sebagai suami isteri. Pertunangan tidak boleh diartikan lalu boleh bergaul sebebas-bebasnya hingga perbuatan sebagai suami isteri. Dalam hal itu calon isteri haruslah teguh hati, mencegah jangan sampai terjamah kehormatannya. Ingatlah, bahwa calon suami atau istri itu bukan atau belum suami atau istrinya.
Sekali terjadi peristiwa dan sang wanita hamil tidak mustahil menjadi persoalan sebagai pangkal persengketaan. Kalau sang pria ingkar, pertunangan putus, sang wanita menjadi korban.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MESIN PENDINGIN SEJARAHNYA

Pada awalnya untuk pengawetan makanan digunakan es atau salju sejak 1000 tahun
sebelum masehi. Pada tahun 1850 mulai dipakai mesin pendingin yang memakai
kompressor dengan bahan pendingin udara. Kemudian dipakai bahan pendingin amonia,
keburukannya beracun, sampai akhirnya di temukan bahan pendingin freon yang lebih
aman dan digunakan sampai sekarang.
Jenis dan Tipe Mesin pendingin
Jenis dan tipe mesin pendingin disesuaikan dengan kegunaan dan daya yang dimilikinya. Misalnya AC untuk kantor-kantor besar berbeda dengan AC untuk rumah tangga. Begitu juga untuk jenis kulkas.Karena di pasaran sudah tersedia berbagai jenis dan tipe mesin pendingin.
Jenis-jenis Mesin Pendingin
Dari berbagai mesin pendingin yang ada, serta ditinjau dari segi kegunaan dan fungsinya,
yang umum kita kenal ada 4 macam mesin pendingin, antara lain :
 
 
1 Refrigerant
Jenis ini lebih dikenal dengan sebutan kulkas atau lemari es. Tipe dan kapasitasnya
bermacam-macam, dan umumnya digunakan untuk rumah tangga. Fungsinya untuk
mendinginkan minuman, mengawetkan bahan makanan, menhasilkan es. Suhu untuk
lemari es dipertahankan 3o -100 C
 
2. Freezer
Jenis yang satu ini tidak berbeda dengan kulkas, hanya saja kapasitas lebih besar, dan
suhunya lebih rendah.
 
3.Air Conditioner (AC)
Manusia selalu berusaha untuk membuat keadaan disekelilingnya menjadi lebih baik dan
suasana lebih nyaman. Air Conditioner adalah salah satu yang dapat memenuhi
kebutuhan itu. Dengan membuat keadaan menjadi lebih sejuk. Sesuai dengan namanya
air conditioner berarti pengatur udara diperlukan sekurangnya 3 peraturan
 
a. Suhu udara
Adalah derajat panas atau dingin dari udara yang diukur dengan thermo-meter. Udara harus didinginkan untuk membuat suhu di dalam ruangan menjadi sejuk. Suhu kamar yang sejuk dan nyaman adalah 240 – 270 C
 
b. Kelembaban
Untuk mendapatkan udara yang sejuk dan nyaman di dalam ruangan, kita harus mengatur
kelembaban udara dengan mengambil uap air dari udara atau menambahkan uap air pada
udara yang mengalir di dalam ruangan. Jumlah uap air di dalam udara dinyatakan dengan
%. Jadi AC selain dapat menyejukkan udara juga dapat membersihkan udara yang ada
dalam ruangan. AC rumah tangga dapat dioperasikan dengan listrik satu phase pada 110
Volt atau 220 Volt. Kapasitas mulai 4.000 s/d 25.000 BTU/h.
4 Kipas Angin
Walaupun pada dasarnya peralatan yang satu ini tidak menghasilkan udara atau suhu
yang dingin sebagaimana kulkas atau AC, tetapi putaran dan sistem kerjanya mirip
dengan kerja dari kedua peralatan diatas. 

DASAR –DASAR MESIN PENDINGIN 

Proses Dasar Terjadinya DinginDingin merupakan hasil yang diciptakan oleh mesin pendingin terutama kulkas dan
freezer. Sedangkan AC lebih ke keadaan sejuk. Proses terjadinya pendinginan yang
diciptakan oleh mesin pendingin sebenarnya merupakan tiruan terjadinya dinginyang
disebabkan oleh alam. Dan dingin sebenarnya merupakan suatu proses penguapan karena
adanya panas akan menimbulkan udara dingin disekitarnya. Dingin terjadi karena adanya
penguapan, dan penguapan berlangsung karena adanya panas. Terjadinya Dingin Pada Ruang mesinProses dingin di dalam mesin pendingin karena adanya pemindahan panas. Setiap mesin
pendingin mampu menghasilkan suhu dingin dengan cara menyerap panas dari udara
yang ada dalam ruang pada mesin pendingin itu sendiri. Bahan yang digunakan untuk
menghasilkan penguapan yang begitu cepat sehingga mampu menghasilkan udara dingin.
Biasanya untuk keperluan ini digunakan gas Freon. Gas ini dalam sistem pendinginan
memiliki bentuk yang berubah-ubah, yaitu dari bentuk cairan menjadi bentuk gas (uap).
Pada kompresor, gas yang telah berubah menjadi uap tadi takanan dan panasnya
dinaikkan untuk selanjutnya uap panas yan berasal dari gas itu diturunkan atau
didinginkan pada bagian kondensor sampai membentuk cairan. Kemudian sesampainya
pada evaporator cairan itu diturunkan tekanannya sehingga menguap dan menyerap panas
yang ada di sekitarnya. Kemudian dalam bentuk uap refrigerant tadi dihisap kembali oleh
bagian kompresor dan dikeluarkan lagi seperti semula. Proses seperti ini berlangsung
secara berulang. Dalam sistem mesin pendingin jumlah refrigerant yang digunakan
adalah tetap, yang berubah adalah bentuknya karena adanya proses seperti diatas.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS